Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info


Selasa, 10 April 2012

BIOLOGI MEDIK


LISOSOM DAN PEROKSISOM

A.     LISOSOM
1.   Definisi
Lisosom bekerja sebagai organel pencerna. Lisosom mengandung berbagai macam enzim hidrolitik yang dihasilkan oleh reticulum endoplasma. Lisosom dapat mencerna semua mokromolekul menjadi molekul yang lebih kecil dan dikeluarkan ke sitoplasma. Enzim lisosom sangat penting. Enzim merupakan asam hidrolase sehingga dapat bekerja secara optimum pada pH asam. Lisosom secara mikroskopis merupakan suatu partikel yang secara struktur dibatasi oleh suatu membran, mengandung hidrolase yang berupa asam fosfatase.
 




Gambar Lisosom nampak di bawah mikroskop elektron





Gambar Lisosom, tampak pada sel 
2.   Lisosom berdasarkan fisiologinya
a)  Lisosom primer
Lisosom primer adalah organel sel yang tetap, dibatasi oleh satu membran, mengandung enzim hidrolisa yang belum terlibat dalam proses katabolisme. Strukturnya berupa suatu badan yang bulat atau oval berdiameter antar 0,3 dan 1,5 micrometer. Dibatasi oleh hanya satu membran yang memungkinkan penyimpanan enzim. Lisosom primer dapat ditemukan pada hepatocyte yang jumlahnya tergantung pada aktivitas sel.
Lisosom primer diketahui mengandung lebih dari 60 jenis enzim. Enzim lisosom menghidrolisa substrat dari 4 kelompok utama makromolekul yaitu:
*         Protein
*         Asam nukleat
*         Karbohidrat
*         Lemak
Semuanya merupakan enzim degradasi atau enzim katabolisme yang aktivitas optimalnya berada di sekitar pH 5.
Sintesa enzim lisosomal dilakukan oleh ribosom dari Retikulum endoplasma granular, selanjutnya menuju ke apparatus golgi yang selanjutnya berkecambah menjadi lisosom primer.
 







Gambar 8.2 Perbandingan ukuran antara lisosom dan peroksisom
b)  Lisosom sekunder
Lisosom sekunder terlibat dalam fenomena digesti seluler dan merupakan hasil fusi dari lisosom primer dengan fagosom atau autofagosome. Lisasom sekunder dari jenis heterolysosome (vakuola heterofagi atau heterofagolisosom) dihasilkan dari vesikula tertentu. Sedangkan autolysosome (vakuola autofagi atau eytolisasom) adalah dibentuk dari fusi satu autofagosome dengan lisosom primer)
 







Gambar 8.2 keterkaitan antara RE, apparatus Golgi dan lisosom
3.   Fungsi Lisosom
a)  Lisosom primer
Peranan utama dari lisosom primer adalah berisi hydrolase yang memungkinkan transport intrasitoplasma menuju fagosome atau autofagosome dan menuangkan produk enzimatiknya balk di dalam vakuola intraseluler dari system digestif seluler maupun dalam miliu ekstraseluler.
b)  Lisosom sekunder
Vakuola heterofagi memiliki fungsi sebagai digesti intraseluler dan pertahanan. Fungsi sebagai digesti intraseluler yaitu bahwa alimentasi yang dalam bentuk solid atau liquid ditangkap oleh sel dan didegradasi dan komponennya menembus membran lisosom untuk dapat digunakan sebagai bahan sintesa.
Sedangkan fungsi sebagai pertahanan yaitu bahwa lisosom melindungi sel melawan agresi patogen. Bakteri, dan virus difagosit serta dihancurkan oleh enzim lisis. Senyawa toksik atau obat-obatan yang didegradasi oleh lisosom dikenal sebagai detoksikasi.
Autofagi adalah suatu mekanisme di rnana sel membersihkan diri dari partikel atau fragmen sitoplasma yang tidak digunakan lagi, tanpa kehilangan bahan kimia penyusunnya yang digunakan lagi oleh sel. Vakuola autofagi terlibat dalam beberapa aktivitas sel yaitu:
Ø  "cell turnover" clan penyusun sel
Ø  Differensiasi sel atau metamorfosis
Ø  Autofagi senyawa toksik
B.     PEROKSISOM
1.   Definisi
Peroksisom dibentuk oleh penonjolan dari retikulum endoplasma halus, sedangkan membrannya disintesa oleh retikulum endoplasma kasar. Peroksisom bilamana tidak mengandung nukleid dan plak marginal sukar untuk diindentifikasi atau diamati.

2.   Struktir Peroksisom
Peroksisom diidentifikasi sebagai suatu partikel yang berdiameter antara 0,15-1,7 mikrometer. Memiliki elemen dan struktur (membran dan matriks) yang tetap dan yang tidak tetap (nukleid dan lapisan marginal).

                                                                                




Gambar 8.3 Peroksisom
Membran yang membatasi peroksisom pada bagian periferiknya memiliki struktur yang mirip pada membran plasma dengan ketebalan 6 - 8 nm. Berhubungan dengan retikulum endoplasma halus dengan perantaraan tubuli yang memanjang. Matriksnya dapat homogen atau bergranula halus, kadang-kadang mengandung filamen yang bercabang dengan diameter 4 - 4,5 nm.
Pada bagian pusat peroksisom dari hewan tertentu ditemukan adanya satu struktur yang berdensitas yang disebut nukleid dan ini tidak ditemukan pada Primata. Nukleid ini berupa suatu struktur yang poly atau multi tubular. Organel ini tidak mengandung DNA atau molekul untuk sintesa protein. Bagaimana mekanisme pembelahan dari peroksisom sama sekali belum diketahui.
Lapisan marginal adalah suatu struktur yang berbentuk datar tebal dan linear, terletak pada bagian periferik dari peroksisom dan dipisahkan dari permukaan internal membran oleh suatu ruang. Lapisan marginal memiliki ketebalan 8,5 nm.

 Enzim yang terkandung dalam peroksisom adalah:
*        Katalase yang memungkinkan destruksi dari peroksida-hidrogen dan transformasi menj adi H20.
*        L - Hidroksi-oksidase (glycolat oksidase)
*        D-Amino-oksidase
*        Urikase
3.   Fungsi Peroksisom
Peroksisom berfungsi dalam:
Ø Katabolisme purin
Nuklease spesifik mendegradasi nukleotida yang berasal dari hidrolisa asam nukleat menjadi nukleosida, kemudian purin dan pirimidin. Basa ini dapat digunakan, kembali (biosintesa asam nukleat) atau didegradasi. Degradasi tersebut tergantung pada kelengkapan enzimatik dari peroksisom.
Ø Regulasi katabolisme Glukosa
Peroksisom menghasilkan sejumlah kecii energi (dalam bentuk panas). Bertindak sebagai pengoksidasi NADH menjadi NAD oleh suatu transfer elektron. DI samping itu berfungsi dalam mengontrol degradasi glukosa menjadi piruvat.
Ø Metabolisme lemak
Peroksisom berpartisipasi pada B-oksidasi asam lemak. Menghasilkan asetil radikal (CH3CO) yang herkombinasi pada enzim A (asetilkoenzim A). Koenzim A ini ditranpsfer ke mitokondria melalui berbagai jaiur metabolisme.

C.     Daftar Pustaka



0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons